Kamis, 09 April 2009

Kelingking Biru

9 april nyontreng
Quickcount....dah ngeliatin hasil....
tapi ga tau kenapa Pemilu sekarang berasa seperti "lebaran".....

Tapi sempet ngobrol dengan teman2.....ada yang kekeuh ga milih.guwa ga mau pake istilah Golput, soalnya bisa jadi karena mereka ga kedata, status perantau,atau ketiduran hehe.........
tapi miris juga ya kalau pemain2 lama berkuasa lagi terutama mereka yang Money oriented.....bisa- bisa bakal kaya dulu lagi."penyakitan" dimana dimana....

Terserahlah,yang penting kelingking sudah bertanda biru, sudah berusaha untuk ga apatis..dan sok sok-an demokratis. apa lagi di FB temen bilang ada temen yang nyaleg....jadi lucu..dan aga uwek uwek jadinya

Jumat, 27 Maret 2009

Titik 0 Ayah

beberapa hari lalu sempet sedikit "stress" dengan apa yang terjadi terhadap putri sulungku. perubahan sikap yang tak seperti biasa menjadikan saya mencari tahu apa yang salah dengannya. apa ada satu hal yang bisa disebut sebagai "trauma" yang menimpanya? atau ada yang salah dengan ayah Dan mamanya?.Tapi dari situ aku sadar betul kalau kecukupan kasih sayang yang mereka rasakan akan meniadakan hal2 yang membuat mereka tumbuh gersang. aku sperti kembali dihempaskan ketitik 0. Ada yang salah dengan caraku!!! sampai ketika teman bicara tentang pola pengasuhan : jadkan anak Raja, Tawanan, dan teman sesuai dengan fase2nya (yang sebenarnya aku sudah pernah tahu). dari situ aku membuat satu janji bhwa aku boleh ketitik nol tapi Aku akan mengisinya dengan nilai2 yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya, sebelum terlambat.

Penyiar Hedonis

Tadi pagi lihat siaran ulang pagi jakarta di O chanel. Ada pandji (Hardrock fm) yang jadi bintang tamu. kalau guwa kaji ulang agaknya skor para "Manusia radio" jauh melesat ketimbang setipe nya,misal wartawan,atau apapun yang ada dimedia...(Maaf yang tersinggung).

secara sadar atau tidak mereka yang sadar betul kapasitas seorang penyiar pasti akan membuat satu imej bahwa kita harus "beda", kita harus punya Style, wawasan jangan pernah ngerasa cukup,punya visi misi jelas,.....merombak diri setiap saat.

Kadang suka geli ngeliat presenter2 karbitan yang muncul dilayar perak kita.Perasaan selalu ada yang salah dengan mereka.tapi kalo liat Mutia kasim, farhan, Indie,Stenny, melanie, melisa karim....mau mengakui atau tidak ada "Pembeda" disistu.

Makanya aku pribadi suka agak ngerasa gimaaaaaaa gichuuuuuu dengan orang2 yang baru 1-3 tahun jadi Host/penyiar tapi sudah ngerasa wah,nyeleb, dan punya orientasi aneh (baca: Popularitas, cari donatur untuk kantong pribadi, cari kue,dll). mereka seperti ga punya passion terhadap kerja mereka.Dangkal, amatir, dan anehnya ga sadar akan itu.

Bicara penyiar berarti bicara : entertainment, humor, selera music, wawasan, empati, attitude, ilmu, friendly,.....dll. coba denger penyiar2 daerah (luar DKI), bisa dihitung mereka yang punya amunisi untuk meluncur untuk jadi host yang Proff. karakter, pendengar,wilayah,dan hal2 lain yang mereka jadikan alasan mereka menjadi seperti sekarang: "Penyiar Hedonis". tapi kalu kerangka berfikir mereka di ubah "bahwa Radio tempat mu bekerja akan dibawa kemana?" pasti jadi lain persoalannya.

Kamis, 05 Februari 2009

Catatan seorang ayah

salah satu klien guwa bilang : hari jumat itu justru kita harus all out..istirahat cuma sholat jumat aja....
ya..jadinya guwa lelah banget....
Tapi ga sebanding dengan lelah dan bahagia yang campur jadi satu pas tanggal 19 januari 2009 lalu.......
persalinan istri gw untuk anak yang ke-2 jatuh pada tgl itu......
sesulit apapun memahami karakter perempuan,diantara ketaksempurnaan mereka,tetap ada hal yang membuat skor mereka jauh melesat dibanding kita kaum ayah...
mereka benar benar kuat....!!!!
Superrr.....!!!!!!
gw speakless menggambarkan mereka : PEREMPUAN...
alhamdulillah lahir anak gw yang ke2......."Khalisa sakhi Romansya.....
Thanks GOD

Rabu, 04 Februari 2009

Yusuf Islam Ajak Paul McCartney dalam Album Terbarunya


Los Angeles: Yusuf Islam atau lebih dikenal dengan nama Cat Steven akan melanjutkan albumnya yang sudah tertunda sejak 2006, dengan judul “An Other Cup”.

“Saya menulis banyak lagu dan terinspirasi dari berbagai hal,” ujar Yusuf, yang mengadopsi nama muslim sejak tahun 1978 ini. “Setelah rekaman, banyak orang ingin mendengarkan lagu ini dengan instrumen yang sederhana, jadi ya dengan gitar saja.”

Salah satu lagu dari album ini, berjudul “Boots & Sand” akan masuk suara Paul McCartney dan Dolly Parton. Sementara Michelle Branch dan Gunnar Nelson mengisi trek pada lagu berjudul “To Be What You Must”.

Sementara lagu yang berjudul “Boost” sudah ditulis Yusuf tahun 2004, saat Yusuf menyangkal dirinya masuk Amerika Serikat, ketika ada kesalahan mengidentifikasi teroris 9/11 yang tidak ikut terbang, yang namanya ada dalam daftar penumpang pesawat.Yusuf yang menggunakan Pro Tools --merupakan piranti lunak digital audio- sangat berterimakasih dengan anaknya, Yoriyos yang memberikan semangat kepadanya untuk merekam lagu-lagunya dengan komputer di studio rumahnya di London. “Dia mempunyai pendengaran yang bagus,” ujar Yusuf. “Saya paham apa yang dia ingin kreasikan.”

Pesona Dido di Safe Trip Home


Jangan dengarkan album ini saat bersama rekan-rekan Anda. Dengarkan saat Anda sendiri di sebuah ruang dengan lampu kuning kecil menyala. Mulailah dengan lagu kedua, Quiet Times. Setelah itu, silakan Anda melompat ke lagu keempat, Grafton Street. Kemudian, terus ikuti hingga akhir.

Seraya melakukan hal itu, resapi setiap liriknya. Tak salah jika Anda menyimpulkan inilah goresan kesedihan penyanyi cantik asal Inggris, Dido Florian Cloud de Bounevialle O'Malley Armstrong atau yang lebih dikenal dengan Dido. Sukses di album pertama dan kedua, Dido kembali dengan album Safe Trip Home. Dia selalu membawa tema cinta yang, berbeda dengan orang lain yang selalu melihatnya sebagai keindahan, justru merupakan kisah muram--walau tak sampai terdengar mencekam.

Album bersampul gambar astronot melayang di angkasa--foto dari astronot Bruce Mccandless II, yang diambil dari pesawat ulang alik STS-41-B--ini terdiri atas 11 lagu. Durasinya hampir 50 menit. Dido menulis hampir semua liriknya, di beberapa lagu dia bekerja sama dengan adiknya, Roro Armstrong.

Album ini lahir sebagai curahan perasaan hampa di dalam diri Dido saat ayahnya wafat pada 2006. Semua lagu disajikan dengan tempo seperti gambar astronot di sampul: lambat dan melayang. Hanya lagu pembuka, Don't Believe in Love, yang dihadirkan dengan tempo sedikit cepat.

Selain menyanyi, Dido memainkan keyboard dan gitar. Pada The Day Before the Day, permainan gitarnya lembut, cenderung seperti menghilang di belakang vokal, yang kemudian disusul iringan keyboard masuk perlahan. Tapi, justru dengan lirihnya gitar, Dido membawa pendengarnya ke dalam keputusasaan cinta.

Dengan suasana hati yang galau pula dia membawa kita untuk hidup normal dan damai, menjauh dari kepongahan perang, dalam Let's Do the Thing We Normally Do. Detail instrumen pengiring seperti suara gitar, perkusi, dan suara genit keyboard menambah warna dari lagu ini.

Semakin mendekati akhir dari album ini, dalam Burnin Love, Dido seperti ingin mati, terkulai lemas, menggapai ayahnya yang sangat dia cintai. Northern Skies merupakan pilihan bagus untuk mengakhiri album ini. Dido menyanyikan larik: For once there was beauty here for me/Under the wide northern skies--kata-kata sederhana dengan alunan musik yang semakin melambat hilang.

Melalui album yang terasa benar mengutamakan kedalaman dan tekstur ini, kesendirian dan kesepian Dido toh tetap mampu membuat pendengarnya merasa nyaman.

Jam Tangan Berdebu Bulan


Sebuah jam unik akan diproduksi untuk memperingati 40 th pendaratan pertama manusia dibulan pada tahun 1969, jam ini berisikan pasir dari batuan bulan, kerangka jam nya sendiri dibuat dari baja leburan dari bagian pesawat Apollo 11, sedang tali pengikatnya dibuat dari bagian pakaian astronot.


Jumlah yang akan diproduksi sebenarnya terbatas, tetapi bisa disebut juga tidak terlalu terbatas karena dibuat sebanyak 1.969 jam. harganya antara 10.000 - 300.000 uero, tergantung berapa banyak debu bulan dan baja asli dari Apollo 11 yang akan digunakan pada jam tersebut. Jam ini dirancang oleh Yvan Arpa, Mereka tidak mau menyebutkan darimana mendapatkan debu bulan, tetapi mereka menjamin bahwa debu tersebut adalah asli dan dilengkapi sertifikat dari NASA.